Akhirnya Terungkap, Ini Penyebab Wanaartha Life Bangkrut

Jakarta, CNBC Indonesia – Manajemen PT Asuransi Jiwa Adisarana Wanaartha (Wanaartha Life) mengungkapkan penyebab terjadinya masalah yang membelenggu di tubuh perusahaan hingga izin usahanya dicabut oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Presiden Direktur Perseroan Adi Yulistanto mengatakan, perusahaan asuransi ini memang sudah bermasalah sebelum dirinya dan manajemen baru menjabat. Sehingga, pihaknya memutuskan untuk melakukan audit kembali menggunakan tim audit eksternal yang sah dan berbadan hukum. Tujuannya agar hasil audit dapat menghasilkan data yang valid.

Ternyata, selain manajemen keuangan yang bermasalah, pihaknya menemukan dugaan kejahatan keuangan yang makin menggerogoti keuangan perusahaan. Mereka segera melaporkan ke pihak yang berwenang, dalam hal ini Bareskrim dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

“Adanya dugaan kejahatan utama ini yang makin sulit bertahan,” ujarnya di gedung Graha Wanaartha Mampang Jakarta, Rabu (7/12/2022).

Harapannya, kepolisian dapat mengungkap aliran dana perusahaan dan penangkap pelaku untuk memperkecil kewajiban perusahaan. Ia menilai, penggelapan dana tersebut cukup besar, yaitu senilai Rp 17 triliun. “Kalau kita pelajari, dari situ kalau kita berlogika, kalau nggak ada kejahatan keuangan bisa tetap berjalan,” ucapnya.

Saat ini, lanjutnya, dana Wanaartha yang disita oleh Kejaksaan Agung sebesar Rp 2,4 triliun. Dana tersebut merupakan sebagian dana dari keseluruhan. “Kami berpendapat kalau hanya masalahnya terkait adanya dana yang disita atau diblokir Kejagung, perusahaan punya dana kainnya. Ini ditelusuri Bareskrim ke mana larinya dana,” imbuhnya

Direktur Wanaartha Ari Prihadi menambahkan, manajemen juga berupaya melakukan audit ulang untuk mengurangi kewajiban. Sebab, jika dibandingkan dengan aset perusahaan selisihnya sangat jauh. Namun, pemcabutan izin dari OJK membuat penelusuran audit tertentu. Pihaknya berbagai tim likuiditas yang akan terbentuk dapat melakukan verifikasi kembali.

“Disayangkan September pertenganan penutupan kantor sehingga hal itu tak dapat dilakukan. Karena data semua ada di kantor pusat termasuk di sistem IT,” pungkasnya