Petugas menunjukkan koin emas Dirham di Gerai Butik Emas Antam, Jakarta, Kamis (4/2/2021). Bank Indonesia (BI) mengajak masyarakat dan berbagai pihak untuk menjaga kedaulatan Rupiah sebagai mata uang NKRI. (CNBC Indonesia/ Tri Susislo)

Jakarta, CNBC Indonesia – Emas dunia sukses kembali ke atas US$ 1.800/troy ons pada perdagangan Selasa kemarin. Alhasil, harga emas batangan produksi PT Aneka Tambang (Antam) Tbk. naik lagi pada hari ini, Rabu (15/9), melanjutkan kenaikan hari sebelumnya. Lantas, apakah ini menjadi sinyal dimulainya tren kenaikan?

Melansir data dari situs resmi milik PT Antam, logammulia.com, harga emas batangan naik Rp 4.000/gram. Emas dengan berat 1 gram dijual Rp 936.000/batang, secara persentase naik 0,43%.

PT Antam menjual emas batangan mulai satuan 0,5 gram hingga 1.000 gram. Tetapi harga jualnya belum termasuk pajak 0,9% bagi pembelian tanpa menggunakan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), dan 0,45% dengan NPWP.

Berat Harga Dasar Harga NPWP (+Pajak 0.45%) Harga Non NPWP (+Pajak 0.90%)
0.5 gr 516,000 518,000 520,000
1 gr 932,000 936,000 940,000
2 gr 1,804,000 1,812,000 1,820,000
3 gr 2,681,000 2,693,000 2,705,000
5 gr 4,435,000 4,454,000 4,474,000
10 gr 8,815,000 8,854,000 8,894,000
25 gr 21,912,000 22,010,000 22,109,000
50 gr 43,745,000 43,941,000 44,138,000
100 gr 87,412,000 87,805,000 88,198,000
250 gr 218,265,000 219,247,000 220,229,000
500 gr 436,320,000 438,283,000 440,246,000
1000 gr 872,600,000 876,526,000 880,453,000

Kemarin, harga emas dunia sukses menguat 0,6% ke US$ 1.804,26/troy ons, padahal sebelumnya sempat merosot 0,7%. Rilis data inflasi di Amerika Serikat (AS) yang menunjukkan pelambatan membuat emas berbalik melesat.

Inflasi merupakan salah satu acuan bank sentral AS (The Fed) dalam memutuskan kapan waktu tapering atau pengurangan nilai program pembelian aset (quantitative easing/QE). Dengan inflasi yang melambat, The Fed tentunya tidak perlu buru-buru melakukannya.

“Emas bermain-main dengan US$ 1.800/troy ons pasca rilis data inflasi AS yang lebih rendah dari perkiraan. Fundamental makro saat ini mendukung untuk berlanjutnya kenaikan,” kata Suki Cooper, analis logam mulia di Standard Chartered Bank, sebagaimana dilansir CNBC International, Selasa (14/9).

Kemarin, Kementerian Ketenagakerjaan AS melaporkan inflasi inti hanya tumbuh 0,1% di bulan Agustus dari bulan Juli yang tumbuh 0,3%. Pertumbuhan bulan lalu tersebut lebih rendah dari prediksi analis sebesar 0,3%.

“Data yang lebih rendah dari prediksi bagus untuk emas, sebab kemungkinan The Fed tidak akan mengumumkan tapering di bulan ini” kata Ed Moya, analis pasar senior di OANDA.

Cooper juga melihat hal yang sama, tapering baru akan diumumkan pada bulan November, tetapi rapat kebijakan moneter The Fed bulan ini akan berisi dot plot, yakni proyeksi suku bunga untuk tahun 2024. Sehingga tetap akan menjadi perhatian besar bagi pelaku pasar.

“Meski pengumuman tapering tidak akan dilakukan hingga bulan November, rapat kebijakan The Fed bulan ini akan memberikan proyeksi suku bunga untuk tahun 2024. Dan proyeksinya akan sama dengan tahun 2023, yakni dua kali kenaikan suku bunga,” kata Cooper.

Artinya, jika proyeksi Cooper tepat, maka The Fed akan menaikkan suku bunga dua kali di tahun 2023, dan dua kali juga di 2024. Kenaikan tersebut terbilang tidak agresif, sehingga membuka ruang emas untuk terus melaju.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Content retrieved from: https://www.cnbcindonesia.com/investment/20210915084608-21-276359/boom-harga-emas-antam-melesat-2-hari-beruntun.