Ilustrasi Obligasi (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia – Harga obligasi pemerintah atau Surat Berharga Negara (SBN) ditutup beragam pada perdagangan perdana di tahun 2022, Senin (3/1/2022), meskipun pasar menilai bahwa sentimen pasar pada tahun 2022 cenderung lebih baik dari tahun 2021.

Sikap investor di pasar obligasi pemerintah pun beragam pada hari ini. Di SBN bertenor 1, 3, 5, dan 25 tahun, investor ramai memburunya ditandai dengan kenaikan harga dan turunnya imbal hasil (yield).

Sebaliknya, di SBN berjatuh tempo 15, 20, dan 30 cenderung dilepas oleh investor, ditandai dengan penurunan tipis harga dan kenaikan tipis yield.

Melansir data dari Refinitiv, yield SBN bertenor 1 tahun menjadi yang paling besar penurunannya pada hari ini, yakni turun sebesar 6,4 basis poin (bp) ke level 3,112%.

Sedangkan yield SBN berjatuh tempo 20 tahun menjadi yang paling besar kenaikannya pada hari ini, yakni naik 0,9 bp ke level 7,061.

 

 

Sementara untuk yield SBN berjatuh tempo 10 tahun yang merupakan yield acuan obligasi negara cenderung stagnan di level 6,368%.

Yield berlawanan arah dari harga, sehingga turunnya yield menunjukkan harga obligasi yang sedang menguat, demikian juga sebaliknya. Satuan penghitungan basis poin setara dengan 1/100 dari 1%.

Sepanjang tahun 2021, pergerakan yield SBN bertenor 10 tahun mengalami penguatan, di mana yield SBN tersebut naik 42,7 bp, dari sebelumnya pada awal tahun 2021 di kisaran 5,9% menjadi 6,4% pada akhir perdagangan tahun 2021.

Hal ini karena ekspektasi pasar terhadap perekonomian RI pada tahun 2021 cenderung membaik dari tahun 2020, meskipun nyatanya ekonomi Tanah Air masih belum pulih seperti sebelum pandemi virus corona (Covid-19).

Namun, yield SBN bertenor 10 tahun pada perdagangan akhir tahun 2021 masih lebih baik dari periode Maret 2021, di mana yield SBN tersebut sempat menyentuh nyaris 7%, atau lebih tepatnya di level 6,7%.

 

Tetapi, jika dibandingkan dengan yield surat utang pemerintah Amerika Serikat (AS), Treasury dengan tenor yang sama, yield SBN masih lebih kompetitif dan kenaikannya cenderung lebih landai dari yield Treasury yang sama-sama bertenor 10 tahun.

Pada perdagangan akhir tahun 2021, yield Treasury bertenor 10 tahun berada di level 1,534%. Sepanjang tahun 2021, yield Treasury tersebut naik 61,6 bp.

Membaiknya perekonomian global dapat membuat investor cenderung enggan memburu obligasi pemerintah, karena sifatnya sebagai aset safe haven. Mereka akan cenderung memburu obligasi pemerintah jika di pasar ada sentimen negatif yang dapat mempengaruhi perekonomian suatu negara.

 

TIM RISET CNBC INDONESIA

[Gambas:Video CNBC]

(chd/chd)

Content retrieved from: https://www.cnbcindonesia.com/market/20220103182631-17-304258/cek-di-sini-pergerakan-sbn-di-perdagangan-perdana-2022.