Jakarta, CNBC Indonesia – Harga tembaga tertekan dolar yang terus menjauh dari posisi terendah sejak tahun lalu. Persediaan yang rendah masih jadi penolong dari kejatuhan yang lebih dalam.
Kemarin harga tembaga dunia ditutup di US$ 9.731,5/ton. Menguat tipis 0,12% dibandingkan harga penutupan hari sebelumnya.
Dolar yang tinggi menjadi beban bagi gerak harga tembaga. Ini karena tembaga diperdagangkan dengan dolar. Saat dolar menguat, maka tembaga menjadi lebih mahal bagi investor yang memegang mata uang lain. Akibatnya permintaan turun, harga pun mengikuti.
Indeks dolar AS terus menanjak meninggalkan posisi terendah sejak November tahun lalu di US$ 95,11. Saat ini nilai tukar Paman Sam itu berada di level US$ 95,31.
Sementara itu persediaan tembaga di gudang bursa logam London (LME) mulai meningkat. Hal ini menimbulkan spekulasi di pasar bahwa kendala pasokan mulai mereda.
Namun seorang pedagang di Singapura meyakini naiknya persediaan di gudang hanya sementara hingga tahun baru Imlek. Setelahnya, stok tembaga berpotensi kembali turun karena permintaan yang tertahan jelang imlek akan kembali membanjiri pasar.
“Pasar sedang dalam mode konsolidasi karena kurangnya keyakinan di antara para investor. Jika persediaan yang naik ternyata lebih kecil dari yang diharapkan. Atau kita bahkan mulai melihat penarikan persediaan pasca Tahun Baru Imlek. Saya yakin investor akan lebih nyaman untuk membeli lagi,” ujarnya.
Persediaan tembaga di gudang LME pada 17 Januari 2021 berada di 92.850 ton. Ini merupakan level tertinggi sejak November 2021. Persediaan saat ini lebih rendah 66% dari jumlah tertinggi pada bulan Agustus 2021.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]
(ras/ras)
Content retrieved from: https://www.cnbcindonesia.com/market/20220118141308-17-308377/dolar-perkasa-tembaga-merana.