FILE PHOTO: A screen displays the share price for pharmaceutical maker AbbVie on the floor of the New York Stock Exchange July 18, 2014. REUTERS/Brendan McDermid

Jakarta, CNBC Indonesia – Kontrak berjangka (futures) indeks bursa Amerika Serikat (AS) bergerak menguat pada perdagangan Rabu (23/2/2022), di mana investor masih mengamati pergerakan tensi antara Rusia dan Ukraina.

Kontrak futures indeks Dow Jones naik 220 poin atau 0,65%. Kontrak serupa indeks S&P 500 dan Nasdaq terapresiasi yang masing-masing sebesar 0,77% dan 1,11%.

Di pasar reguler, indeks Dow Jones jatuh 483 poin atau 1,42% yang menjadi penurunan selama 4 hari beruntun. 30 saham acuan indeks Dow Jones turun lebih dari 700 poin. Indeks S&P 500 terkoreksi 1,01% dan turun 10,25% secara bulanan. Indeks Nasdaq melemah 1,23% dan menjadi hari keempat penurunannya.

Kemarin, Presiden Joe Biden mengumumkan sanksi tahap pertama terhadap Rusia. Sanksi tersebut menargetkan bank-bank, utang negara, dan 3 individual Rusia.

“Walaupun ketidakpastian tetap ada, tapi secara historis peristiwa militer atau krisis cenderung menyebabkan pasar menjadi volatil dan menyebabkan penurunan jangka pendek, tapi saham cenderung pada akhirnya akan pulih, kecuali peristiwa tersebut mendorong ekonomi ke dalam resesi,” tutur Senior Perencana Makro Gloal Truist Eylem Senyuz dikutip dari CNBC International.

11 sektor indeks S&P 500 jatuh kemarin, saham consumer diskresioner memimpin penurunan di mana sahamnya merosot 3%. Saham energi bergerak menurun di tengah lonjakan harga minyak. Acuan internasional minyak brent diperdagangkan naik di US$99,50/barel. Kontrak harga minyak AS di West Texas Intermediate mencapai harga tertinggi di US$96 sejak Agustus 2014.

Analis pasar senior di Oanda Edward Moya mengatakan bahwa risiko lain terhadap tekanan inflasi karena biaya energi akan meroket dan akan menggagalkan sebagian besar pemulihan ekonomi dari pemilihan pandemi Covid. Risiko geopolitik dapat menyebabkan siklus pertumbuhan yang lebih lambat dan bisa menghilangkan risiko kenaikan suku bunga acuan oleh bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) setengah poin pada keputusan dari pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) pada 16 Maret nanti.

Investor bertaruh bahwa adanya peluang 100% untuk kenaikan suku bunga acuan pada pertemuan The Fed di Maret, jika mengacu kepada perangkat FedWatch CME Group. Tapi dengan angka inflasi yang tinggi, diproyeksikan akan ada kenaikan sebanyak 50 basis poin di Maret.

Tensi antara Rusia dan Ukraina memanas sehingga berimbas ke imbal hasil (yield) obligasi, dimana yield obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun jatuh di bawah 2% karena investor beralih ke aset safe haven.

Per Jumat (18/2) sebanyak 78% konstituen indeks S&P 500 telah merilis kinerja keuangan yang melampaui ekspektasi pasar, di mana 78% merilis laba bersih yang jauh di atas ekspektasi, jika mengacu ke FactSet.

TIM RISET CNBC INDONESIA

[Gambas:Video CNBC]

(aaf)

Content retrieved from: https://www.cnbcindonesia.com/market/20220223170548-17-317750/dow-futures-naik-tipis-di-tengah-eskalasi-rusia-ukraina.