Jakarta, CNBC Indonesia – Harga batu bara termal Newcastle sepekan ini melesat dan melewati level psikologis US$ 320/ton, di tengah masih panasnya konflik Ukraina-Rusia meski dibayangi risiko penurunan permintaan China.
Pada Kamis (14/4/2022) harga kontrak berjangka teraktif batu bara di pasar New Castle ditutup melemah 0,7% ke US$ 320,1/ton. Namun demikian sepanjang pekan, posisi penutupan tersebut terhitung melesat 6,88% dibandingkan dengan posisi akhir pekan lalu pada US$ 299,5/ton.
Dengan demikian, level psikologis 300 telah terlampaui kembali, dan membawa harga komoditas utama nasional ini menyentuh level tertinggi dalam sebulan terakhir. Namun, level tersebut juga masih rendah dari rekor tertinggi sepanjang tahun ini di US$ 446/ton (2/3/2022).
Pemicu lonjakan harga batu bara masih seputar kurangnya pasokan serta konflik Rusia-Ukraina. Sanksi larangan impor batu bara yang akan dilakukan Uni Eropa dan Jepang memicu persaingan untuk mendapatkan pasokan batu bara semakin ketat.
Padahal, tanpa sanksi pun, pasokan batu bara sudah dalam kondisi ketat karena persoalan cuaca dan perang. Australia dan Indonesia sebagai pemasok utama batu bara dunia menghadapi keterbatasan produksi karena cuaca.
Sementara itu, eksportir besar lainnya seperti Afrika Selatan menghadapi persoalan logistik dalam memenuhi pasokan. Amerika Serikat (AS) dan Kolombia kini menjadi harapan banyak negara untuk memenuhi pasokan yang hilang karena embargo Blok Barat atas Rusia.
Terbatasnya pasokan di saat permintaan meningkat inilah yang membuat harga batu bara melambung. Persoalan pasokan telah membuat banyak negara tidak mampu mengimpor batu bara sesuai kebutuhan.
Vietnam dilaporkan telah mengalami persoalan pasokan listrik karena pasokan batu bara yang menurun. Impor batu bara Vietnam dari Rusia di kuartal I-2022 turun 31% ke 804.000 ton. Namun, secara nominal nilai impornya melonjak 60% menjadi US$ 202,5 juta.
China sebagai konsumen terbesar batu bara dilaporkan mengimpor 16.42 juta ton batu bara pada Maret 2022, naik dari sebulan sebelumnya sebanyak 11,23 juta ton yang merupakan level terendah sejak Desember 2019. Namun, secara tahunan, impor Maret terhitung turun 40%.
Koreksi pada hari terakhir perdagangan pekan ini terjadi setelah China memberlakukan karantina wilayah (lockdown) kota terpadatnya yakni Shanghai untuk mempertahankan kebijakan ‘bebas Covid’, menyusul merebaknya virus Covid-19 varian Omicron.
Shanghai telah mengunci 25 juta penduduknya selama hampir 3 pekan karena pemerintah berusaha menekan penyebaran Covid-19. Pembatasan di kota-kota lainnya juga telah terjadi dan diprediksikan akan mengganggu ekonomi China dan permintaan energi.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]
(ags/ags)
Content retrieved from: https://www.cnbcindonesia.com/market/20220417122633-17-332193/harga-batu-bara-lewati-lagi-level-psikologis-us–320-ton.