Sejumlah pengemudi Gojek bersiap untuk mengendarai motor listrik usai peresmian shelter motor listrik G20 di kawasan pariwisata ITDC Nusa Dua, Bali, Rabu (19/10/2022). Sebanyak 50 motor listrik dengan merek Gesits dan Gogoro disediakan Electrum untuk armada ojek online (ojol) Gojek dalam penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Indonesia, yang akan berlangsung pada 15-16 November 2022 mendatang di Nusa Dua, Bali. (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia – Saham PT Goto Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) anjlok sebesar 5%. Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengatakan, terdapat beberapa sentimen yang membuat saham GOTO tertekan.

Ia memaparkan, sejauh ini jika diperhatikan, sentimen “lock up” memberikan tekanan tambahan terhadap harga saham GOTO, selain memang kenaikkan tingkat suku bunga yang ikut memberikan tekanan terlebih dahulu kepada GOTO.

“Namun kalau kita perhatikan, tentu kita juga harus melihat dalam kacamata yang berbeda menyikapi lock up tersebut,” ujarnya kepada CNBC Indonesia, Senin (24/10/2022).

Ia mengaku, memang benar, dengan adanya lock up tersebut, jumlah saham free float GOTO akan bertambah menjadi 62,96%. Apabila ditambah dengan saat ini yang beredar sebanyak 3,43%, maka totalnya adalah 66,39%.

“Tentu tidak semua juga akan diperdagangan, karena semua akan kembali kepada durasi investasi dari masing masing investor,” ucapnya.

Meskipun demikian, lanjutnya, dengan ekosistem yang dimiliki oleh GOTO, tentu GOTO memiliki daya tarik tersendiri sebagai pemilik ekosistem terbesar. “Apalagi Tokopedia dan GOTO juga sudah memiliki ARTO dalam ekosistem mereka, hal ini yang kami lihat bahwa sekalipun periode lock up berakhir, namun belum tentu harganya akan mengalami penurunan,” ungkapnya.

Kalau bicara sentimen positif, kata Nico, tentu sangat banyak, karena meski bagaimanapun GOTO merupakan ekosistem terbesar saat ini. Menjadi ekosistem yang besar, dimulai sejak Gojek bersama Tokopedia memutuskan untuk bekerja sama, hal ini lah yang membuat ekosistem GOTO menjadi lebih besar dan kuat dari sebelumnya.

“Apalagi kalau kita bicara flow bisnis, ketika user melakukan pembelanjaan di Tokopedia, maka pengiriman dapat menggunakan Gojek. Dan sekarang ekosistem tersebut semakin lengkap dengan kehadiran ARTO, sebagai bank pembayar,” sebutnya.

Meskipun secara integrasi terlihat sulit, namun pihaknya optimis apabila ARTO sudah diimplementasikan secara penuh, maka ekosistem akan jauh lebih besar dan lebih kuat. “ARTO merupakan bank digital, dan ketika kita berbicara industry perbankan, ini bukan lagi tentang funding tapi juga tentang lending,” kata dia.

Dengan demikian, kehadiran user dari GOTO akan menjadi pendorong kinerja keuangan dari ARTO, sehingga semua akan semakin menguntungkan. “Apakah itu cukup bagi GOTO? Tidak, karena ekosistem yang sudah besar tersebut akan jauh lebih besar lagi, dengan kehadiran electrum di dalamnya,” tuturnya.

Ia menambahkan, dengan perkembangan dan prospek sepeda motor listrik, tentu hal ini menjadi salah satu peluang bagi GOTO untuk dapat mengintegrasikan electrum ke dalam ekosistem mereka. Apalagi seperti seperti diketahui, 2030 akan menjadi salah satu rencana besar Indonesia dimana menjadi target untuk mendorong kendaraan listriknya hingga mencapai 80% dari kendaraan listrik pada tahun 2030 nanti.

“Dan tidak hanya itu saja, transisi bisnis dari konvensional menjadi digital akan menjadi tolok ukur bagi perkembangan bisnis di sektor teknologi, dan kedepannya GOTO akan menjadi salah satu leading dari Perusahaan teknologi di Indonesia,” pungkasnya.

Content retrieved from: https://www.cnbcindonesia.com/market/20221024184035-17-382196/saham-goto-anjlok-5-investor-perlu-tahu-hal-ini.