Sepasang sepatu branded yang tiba-tiba muncul di feed Instagram Anda, yang membuat Anda tergiur untuk segera membelinya. Apakah Anda pernah merasa tergoda untuk membeli suatu barang secara tiba-tiba tanpa pertimbangan yang matang?
Jika iya, mungkin Anda telah mengalami efek dari perilaku belanja yang tidak terencana atau yang sering dikenal sebagai “impulsive buying”. Fenomena ini sudah menjadi kebiasaan umum di era konsumsi modern, namun seringkali membawa resiko finansial yang serius jika tidak dikelola dengan baik.
Kali ini, Vantis akan mengajak Anda untuk tahu mengenai Impulsive Buying: Resiko dan Cara Menghindarinya. Simak lengkapnya di bawah ini ya!
Mengenal Impulsive Buying: Kebiasaan Belanja Secara Spontan
But first, apa itu pembelian impulsif? Pembelian impulsif berarti Anda membeli sesuatu tanpa perencanaan sebelumnya. Katakanlah Anda sedang berada di supermarket untuk berbelanja. Satu kotak susu yang ada di list belanja Anda bukanlah pembelian impulsif. Namun coklat yang Anda masukkan ke keranjang belanja secara tiba-tiba setelah Anda melihatnya di depan rak kasir, adalah pembelian impulsif.
Carrie Rattle, financial therapist & coach yang berbasis di New York mengatakan bahwa kebiasaan ini seringkali melibatkan faktor eksternal. Beberapa pemicu tersebut biasanya diskon atau iklan. Atau mungkin bisa disebabkan hanya dengan melihat barang itu di rak supermarket, di media sosial atau ketika Anda melihat rekan Anda mengenakan barang yang keren dan tiba-tiba Anda ingin memilikinya.
Dampak Impulsive Buying
Terlihat sepele, namun kebiasaan ini dapat memberikan dampak yang serius terutama pada keuangan Anda. Berikut ini adalah beberapa dampak impulsive buying, yang harus Anda ketahui:
- Beban Keuangan yang Meningkat
Salah satu dampak atau pengaruh impulsive buying adalah dapat memberikan dampak negatif secara finansial. Kebiasaan belanja secara impulsif ini dapat meningkatkan beban utang dan juga membuat Anda kesulitan dalam mengelola keuangan pribadi.
Belanja secara tidak terencana, seringkali akan berakibat pada pengeluaran yang lebih dari anggaran Anda. Hal ini mengakibatkan penumpukan hutang kartu kredit atau pinjaman konsumen yang sulit untuk dilunasi.
- Menghambat Tabungan dan Investasi
Kebiasaan ini juga dapat menghambat Anda untuk menabung dan berinvestasi. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Pew Charitable Trusts, menemukan bahwa pembelian secara impulsif merupakan satu faktor yang menghalangi orang untuk mengalokasikan uang mereka ke dalam tabungan darurat atau rencana investasi jangka panjang.
Secara tidak langsung, akan menghambat kemajuan keuangan dalam jangka panjang dan keberlanjutan keuangan Anda di masa yang akan datang.
- Mempengaruhi Kesejahteraan Emosional
Tahukah Anda bahwa pembelian secara impulsif juga dapat mempengaruhi kesejahteraan emosional? Pembelian secara impulsif membuat seseorang mungkin akan mengalami rasa penyesalan, kecemasan, atau rasa bersalah karena keputusan yang diambil tanpa pertimbangan yang matang. Ini akan mempengaruhi keseimbagan emosi dan juga merusak kebahagiaan jangka panjang.
Tips Mencegah Kebiasaan Pembelian Impulsif
Jika Anda cenderung membeli secara impulsif, maka berikut adalah beberapa cara yang dapat Anda lakukan untuk mencegah pengeluaran secara berlebihan:
- Gunakan “Aturan Tunggu” Sebelum Membeli
Saat Anda tergoda untuk membeli sesuatu secara impulsif, terapkan aturan tunggu. Berikan diri Anda waktu selama 1-2 hari sebelum melakukan pembelian barang. Gunakanlah durasi waktu tersebut untuk mempertimbangkan kebutuhan dan keinginan sesuai dengan anggaran yang Anda miliki. Dalam banyak kasus, setelah lewat dari periode “tunggu”, keinginan impulsif akan berangsur mereda.
- Buat Daftar Belanjaan dan Patuhi
Sebelum Anda pergi untuk berbelanja, kami menyarankan supaya Anda membuat daftar belanja. Menurut American Psychological Association (APA), membuat daftar belanjaan dapat membantu Anda untuk mengarahkan fokus saat Anda pergi belanja dan mengurangi risiko terjadinya pembelian impulsif. Pastikan secara disiplin, Anda hanya membeli barang yang ada di list belanja.
- Buat Rencana Anggaran yang Tepat
Langkah penting untuk mencegah kebiasaan ini adalah dengan membuat rencana anggaran yang tepat. Buatlah rencana anggaran yang meliputi kebutuhan penting Anda dan alokasikan dana untuk keinginan atau hiburan dengan bijaksana.
- Lakukan Evaluasi Terhadap Nilai Jangka Panjang
Sebelum Anda melakukan belanja secara impulsif, lakukan evaluasi terhadap nilai jangka panjang. Pertimbangkan lebih dulu apakah barang atau layanan tersebut benar-benar akan memberikan manfaat yang berkelanjutan dan sebanding dengan harganya. Dengan menerapkan tips ini akan membantu Anda untuk membedakan antara keinginan sementara dan kebutuhan yang lebih penting.
Dengan memahami dampak dari pembelian secara impulsif dan menerapkan strategi yang disarankan, kita dapat melindungi keuangan pribadi dan dapat mencapai stabilitas finansial yang lebih baik. Apabila Anda membutuhkan bantuan lebih lanjut dalam mengelola keuangan Anda, jangan ragu untuk hubungi tim advisor Vantis disini.
Vantis siap membantu Anda dalam merencanakan keuangan yang lebih baik, mengatur anggaran, serta memberikan saran yang profesional sesuai dengan situasi finansial Anda. Hubungi kami hari ini dan mulailah perjalanan menuju keuangan yang sehat dan terkelola dengan baik bersama Vantis!
Source:
- https://www.nerdwallet.com/article/finance/impulse-buying-definition#:~:text=Impulse%20buying%20means%20you%20purchase%20something%20without%20planning%20to%20do%20so%20beforehand.
- https://finance.yahoo.com/news/impulse-spending-hurting-finances-161159415.html#:~:text=You%20Could%20Slide%20Into%20Debt,all%20your%20cash%2C%20said%20Protsik.