Jakarta, CNBC Indonesia – Saham yang memberikan cuan fantastis di tahun 2021 kebanyakan berasal dari sektor perbankan digital dan teknologi. Bukan hanya cuan ratusan persen bahkan beberapa saham memberikan return hingga ribuan persen.
Berikut adalah saham-saham dengan return ribuan persen sepanjang tahun 2021 yang dihimpun CNBC Indonesia :
Emiten | Ticker | Return 2021 |
PT DCI Indonesia Tbk | DCII | 8.483% |
PT Berkah Beton Sedaya Tbk | BEBS | 5.225% |
PT Allo Bank Indonesia Tbk | BBHI | 4.291% |
PT Bank Aladin Syariah Tbk | BANK | 2.300% |
PT Telefast Indonesia Tbk | TFAS | 1.684% |
PT Damai Sejahtera Abadi Tbk | UFOE | 1.637% |
PT Pratama Abadi Nusa Industri Tbk | PANI | 1.352% |
PT Digital Mediatama Maxima Tbk | DMMX | 1.010% |
Menariknya, 4 dari 8 saham dengan cuan 10 kali lipat di tahun 2021 ternyata baru melantai di bursa tahun ini. Keempat saham anak baru tersebut berasal dari industri yang berbeda-beda.
Jawaranya tak lain dan tak bukan adalah PT DCI Indonesia Tbk (DCII) yang memberikan return 8.483% sepanjang tahun ini dan menjadi saham paling fenomenal di 2021. Bagaimana tidak kapitalisasi pasar DCII sempat menembus Rp 100 triliun dan bersanding dengan emiten-emiten Big Cap lain di bursa efek.
DCII bergerak di sektor data center. Sejak listing pada awal Januari, harga sahamnya terus melesat tajam. Bahkan sempat digembok oleh otoritas bursa beberapa kali.
Meskipun demikian saham DCII bukanlah saham yang likuid ditransaksikan. Namun kenaikan yang fantastis tersebut diakibatkan oleh sentimen bos Salim Group yakni Anthony Salim yang menambah kepemilikan saham DCII hingga Rp 1 triliun dan kepemilikannya meningkat menjadi 11%.
Selain DCII, ada 3 saham lain yang cuan ribuan persen meski baru melantai perdana tahun ini. Mereka adalah PT Bank Aladin Syariah Tbk (BANK), PT Berkah Beton Sedaya Tbk (BEBS) dan PT Damai Sejahtera Abadi Tbk (UFOE).
Resmi melantai pada awal Februari 2021, saham BANK tercatat telah naik 2.300%. Katalis positifnya adalah maraknya transformasi bisnis model bank-bank dengan modal cekak menjadi bank digital.
Prospek bank digital di Tanah Air memang diyakini sangat cerah didukung dengan ruang penyaluran kredit yang masih sangat terbuka, penetrasi dan adopsi teknologi digital yang semakin meluas dan karakteristik perbankan domestik yang profitable.
Sebagai informasi rasio Net Interest Margin (NIM) industri perbankan nasional bahkan tergolong yang tertinggi di kancah global. Kombinasi ketiga faktor tersebutlah yang membuat investor asing juga ikut menjajaki bisnis ini, baik masuk secara temporer maupun untuk berinvestasi jangka panjang.
Untuk kasus BEBS memang salah satu katalis positifnya adalah lonjakan laba bersih perseroan yang mencapai 350% pada kuartal III-2021.
Namun kenaikan harga saham BEBS begitu fantastis. Hal ini juga dialami oleh saham UFOE. Keduanya masing-masing mencatatkan kenaikan sebesar 5.225% dan 1.637%.
Saham-saham yang baru IPO memang sangat mudah untuk digoreng karena saat melantai sebagian besar saham beredar hanya dikuasai oleh segelintir investor saja sehingga harga sahamnya mudah digerakkan naik alias cornering.
Selain saham-saham yang baru saja IPO, jika dilihat dari sektoral, ternyata ada tujuh saham yang terafiliasi dengan sektor perbankan digital dan emiten sektor teknologi.
Catat saja, posisi ketiga saham dengan apresiasi paling tinggi tahun ini diduduki oleh PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI). Dulu bernama PT Bank Harda International Tbk dan baru berganti nama setelah diakuisisi oleh pengusaha Chairul Tanjung lewat PT Mega Corpora.
Transformasi bisnis model BBHI menjadi bank digital menjadi katalis positif bagi harga sahamnya. Selain BBHI ada juga saham bank mini lain yang memberikan return ribuan persen lain.Harga saham BBHI langsung melesat setelah melakukan dua kali aksi korporasi berupa Penambahan Modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) atau right issue di tahun lalu dan tahun ini.
Sedangkan saham teknologi yang melesat ribuan persen yakni saham PT Telefast Indonesia Tbk (TFAS) dan PT Digital Mediatama Maxima Tbk (DMMX). Saham teknologi Tanah Air ikut terkerek sentiment global serta adanya perubahan ekonomi di kala pandemi.
Saat wabah Covid-19 merebak dan lockdown masif diterapkan di berbagai negara maka konsumen beralih untuk berbelanja online, konsumsi paket data untuk internet juga meningkat begitu juga penggunaan uang elektronik. Hal ini juga mendorong berbagai perusahaan melakukan transformasi digital perusahaan.
Saham lain yang juga naik ribuan persen di tahun ini adalah saham perusahaan manufaktur packaging, pemrosesan produk perikanan dan cold storage yaitu PT Pratama Abadi Nusa Industri Tbk (PANI). Saham PANI terdorong naik setelah PANI diakusisi oleh Agung Sedayu Group dimana digadang-gadang akan ada aksi backdoor listingdi emiten yang satu ini.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]
(trp/trp)
Content retrieved from: https://www.cnbcindonesia.com/market/20211227111449-17-302287/ini-daftar-saham-ngepet-digital-2021-naik-ribuan-persen.