A man takes pictures inside the Indonesia Stock Exchange building in Jakarta, Indonesia, September 6, 2018. REUTERS/Willy Kurniawan

Jakarta, CNBC Indonesia – Saham sejumlah bank mini atau bank dengan modal inti di bawah ketentuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yakni Rp 3 triliun mengalami rebound pada perdagangan Jumat (29/10/2021) pekan lalu.

Kenaikan ini terjadi setelah saham-saham bank mini tersebut mengalami koreksi di hari sebelumnya.

Beberapa di antaranya misalnya saham PT Bank BRI Agroniaga Tbk (AGRO) atau kini bernama Bank Raya, PT Bank Oke Indonesia (DNAR), PT Bank Bumi Arta (BNBA), PT Bank Ganesha (BGTG), PT Bank MNC Internasional (BABP), PT Bank Neo Commerce (BBYB), PT Bank Capital Indonesia (BACA), dan PT Allo Bank Indonesia (BBHI).

Analis Senior PT Sucor Sekuritas, Edward Lowis pun menjelaskan kriteria saham bank mini yang jadi buruan para investor yakni bank dengan ekosistem yang bagus, teknologi, termasuk memiliki kemampuan kredit mumpuni untuk para nasabahnya.

“Bank yang memiliki ekosistem bagus, teknologi bagus, mereka memiliki lending capability bagus, mereka bisa menyalurkan kredit ke nasabah,” kata Edward dalam program Investime CNBC Indonesia, Jumat (29/10/2021).

Namun dia menjelaskan soal kemampuan kredit, yang menjadi tantangan bagi bank mini untuk menjalaninya. Sebab bank-bank mini yang menuju digital belum memiliki data base nasabah yang besar dan belum ada integrasi antarbank digital serta belum punya ekosistem yang mumpuni.

Akan tetapi, menurutnya belakangan ini progress bank-bank mini yang menjadi bank digital sudah baik. Bahkan sejumlah bank-bank tersebut mulai meluncurkan layanann direct lending.

“Bank digital optimis tahun ini launching direct lending yang bisa disalurkan mobile app,” jelasnya.

Edward juga menjelaskan untuk persaingan di sektor bank mini akan makin sengit. Sebab lebih banyak pemain baru dan permodalan juga lebih besar.

“Karena ada rights issue [penerbitan saham baru] persaingan akan lebih besar. Belakangan ini melihat bahwa banyak pemain baru yang agresif untuk dalam segi promosi dan insentif untuk menarik nasabah,” ungkap Edward.

Bank mini disebutkan juga memiliki tantangan utama, yakni bagaimana memaksimalkan kemampuan teknologi demi efisiensi dan bisa menjangkau masyarakat lebih luas lagi.

Menurut Edward, bank mini harus bersaing dengan cara baru, pasalnya, jika bersaing dengan cara lama, maka akan kalah saing dengan bank besar.

“Akan kalah saing bank besar yang memiliki operating leverage yang jauh lebih bagus. Jadi cara berkompetisi akan lebih berbeda,” kata dia.

Content retrieved from: https://www.cnbcindonesia.com/investment/20211101095556-21-287981/ini-kriteria-saham-bank-mini-yang-bakal-jadi-buruan-cek-nih.