NEW YORK, NEW YORK - JULY 28: A man moves merchandise from a truck in Manhattan on July 28, 2022 in New York City. The Commerce Department said on Thursday that the nation's Gross Domestic Product (GDP) fell 0.2 percent in the second quarter. With two GDP declines in a row, many economists fear that the United States could be entering a recession. (Photo by Spencer Platt/Getty Images

Jakarta, CNBC Indonesia – Inflasi Amerika Serikat (AS) pada bulan Juli 2022 berada di angka 8,5% secara tahunan. Hal ini dikemukakan rilis yang diumumkan Rabu, (10/8/2022).

Mengutip AFP, angka ini sendiri sebetulnya lebih rendah dari Juni lalu yang berada di kisaran 9,1%. Angka inflasi ini diakui jauh di bawah ekspektasi meski harga pangan masih mengalami peningkatan

“Indeks harga konsumen tidak berubah dibandingkan dengan Juni, jauh di bawah ekspektasi, sementara CPI tidak termasuk barang-barang makanan dan energi yang mudah menguap naik hanya 0,3% terkecil dalam empat bulan,” ujar Departemen Tenaga Kerja AS.

ADVERTISEMENT

 

SCROLL TO RESUME CONTENT

Sebelumnya AS mengalami inflasi cukup parah. Ini juga mendorong The Fed untuk menaikkan suku bunga pada akhir bulan lalu.

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menyebut bahwa fenomena itu terjadi karena supply chain disruption. Di mana recovery sisi demand jauh lebih cepat daripada sisi supply, sisi supply-nya tertinggal.

Selain itu, adanya ketegangan geopolitik perang Rusia-Ukraina turut memperparah kondisi inflasi yang terjadi saat ini. Sebab terjadi lonjakan komoditas pangan dan energi di mana kedua negara itu menjadi produsen terbesar dunia.

Content retrieved from: https://www.cnbcindonesia.com/market/20220810195400-17-362801/masih-meroket-inflasi-as-juli-capai-85.