Jakarta, CNBC Indonesia – Nilai tukar dolar Australia menguat tajam melawan rupiah pada perdagangan Selasa (5/4/2022) hingga menyentuh level tertinggi sejak Juli tahun lalu. Bank sentral Australia (Reserve Bank of Australia/RBA), yang memberikan indikasi akan menaikkan suku bunga dalam beberapa bulan ke depan membuat mata uangnya melesat.
Melansir data dari Refintiv, pada pada pukul 12:42 WIB dolar Australia diperdagangkan di kisaran Rp 10.921/AU$, melesat 0,89% di pasar spot. Mengingat perdagangan hari ini masih berlangsung, tidak menutup kemungkinan nilainya masih akan terus menanjak menuju Rp 11.000/AU$.
Dalam pengumuman kebijakan moneter hari ini, RBA di bawah pimpinan Philip Lowe masih mempertahankan suku bunga acuannya di rekor terendah 0,1%. Tetapi sikap RBA sudah mulai berubah, Lowe tidak lagi menggunakan kata “sabar”.
“Dalam beberapa bulan ke depan, bukti tambahan penting akan tersedia bagi dewan gubernur naik itu inflasi dan perubahan biaya tenaga kerja. Dewan gubernur akan menilai bukti-bukti tersebut dan informasi lainnya untuk menetapkan kebijakan moneter,” kata Lowe sebagaimana dilansir Reuters.
Sebelumnya di awal tahun ini RBA menyatakan akan bersabar untuk menaikkan suku bunga dan membiarkan inflasi stabil dalam target 2% – 3%.
Inflasi di kuartal IV-2021 tumbuh 1,3% dari kuartal sebelumnya. Sehingga inflasi selama setahun penuh menjadi 3,5% di 2021.
Kemudian inflasi inti tumbuh 1% di kuartal IV-2021 dari kuartal sebelumnya. Sepanjang 2021, inflasi inti tumbuh sebesar 2,6% yang merupakan level tertinggi sejak 2014.
Selain inflasi yang sudah mencapai target, pasar tenaga kerja juga terus menunjukkan perbaikan. Tingkat pengangguran di bulan Februari dilaporkan turun menjadi 4%, yang merupakan level terendah dalam lebih dari 13 tahun terakhir.
Para analis pun melihat RBA akan agresif dalam menaikkan suku bunga di tahun ini. Beberapa bank besar masih mempertahankan proyeksi kenaikan suku bunga pertama akan dilakukan di bulan Juni, dan akan menjadi kenaikan suku bunga pertama dalam 10 tahun terakhir.
Tidak hanya itu, RBA juga diperkirakan akan terus menaikkan suku bunga di sisa tahun ini hingga tahun depan.
Sebagaimana dilansir 9 News, bank besar di Australia memprediksi suku bunga akan mencapai 1,5% di akhir 2023.
Content retrieved from: https://www.cnbcindonesia.com/market/20220405124058-17-328917/meroket-kurs-dolar-australia-menuju-rp-11000.