Jakarta, CNBC Indonesia – Virus corona varian Omicron yang terus menyebar ke berbagai negara membuat rupiah melemah melawan dolar Amerika Serikat (AS) di pasar spot, dan kurs tengah Bank Indonesia (BI).
Melansir data dari situs resmi BI, kurs tengah atau Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) pada Senin (20/12) berada di Rp 14.384/US$, melemah 0,29% dibandingkan posisi Jumat pekan lalu.
Sementara di pasar spot, rupiah melemah tipis 0,07% di Rp 14.375/US$. Rupiah tidak sendirian, mayoritas mata uang utama Asia memang melemah melawan dolar AS. Hanya yen Jepang dan rupee India yang mampu menguat.
Berikut pergerakan dolar AS melawan mata uang utama Asia hingga pukul 16:33 WIB.

Fakta mayoritas mata uang Asia melemah melawan dolar AS, tetapi yen juga menguat menunjukkan sentimen pelaku pasar sedang memburuk. Sebab kedua mata uang tersebut dipandang sebagai aset aman (safe haven).
Penyebaran virus Omicron menjadi pemicu memburuknya sentimen pelaku pasar. Hingga saat ini, kasus Omicron dilaporkan sebanyak 3 orang, tetapi tidak menutup kemungkinan akan meningkat sebab varian ini lebih mudah menular ketimbang yang lainnya.
Tidak hanya di dalam negeri, perkembangan kasus penyakit akibat virus coronan (Covid-19) di luar negeri akan mempengaruhi pergerakan rupiah, sebab berdampak ke sentimen global.
Benua Biru yang menjadi perhatian utama, sebab kasusnya melonjak drastis. Dari Inggris, Wali Kota London Sadiq Khan bahkan mendeklarasikan “major incident” pada Sabtu (18/12/2021) untuk membantu rumah sakit mengatasi lonjakan kasus Covid-19 akibat varian Omicron.
Khan dalam pernyataannya yang dikutip dari Channel News Asia, Minggu (19/12/2021) menyatakan akan mengambil langkah koordinasi yang lebih erat dengan stakeholder di pemerintahan untuk menekan kasus Omicron. Sebab, Omicron sangat cepat menyebar bahkan dalam 24 jam meningkat drastis.
“Jadi saya telah mengambil keputusan, dengan berkonsultasi dengan mitra kami, untuk menyatakan insiden besar (major incident) hari ini,” kata dia.
“Ini adalah pernyataan betapa seriusnya hal-hal itu,” imbuh Khan.
Sementara itu Belanda, memberlakukan kebijakan lockdown wilayah secara ketat selama periode Natal sampai dengan pertengahan Januari 2022 mendatang.
Pelaku pasar khawatir jika semakin banyak negara yang mengetatkan pembatasan sosial, maka perekonomian global berisiko melambat. Alhasil sentimen pelaku pasar memburuk.
Content retrieved from: https://www.cnbcindonesia.com/market/20211220153917-17-300643/omicron-biang-kerok-rupiah-melemah-di-pasar-spot-jisdor.