Foto: CNBC Indonesia
Jakarta, CNBC Indonesia – Harga obligasi pemerintah Indonesia sepanjang perdagangan pekan ini menguat, sebagaimana terlihat dari pergerakan imbal hasilnya (yield) yang rata-rata melemah 5,75 basis poin (bp).
Imbal hasil Surat Berharga Negara (SBN) bertenor 10 tahun yang menjadi acuan pasar tertekan hingga 11,7 bp ke 6,437%, dari posisi akhir pekan lalu 6,554%. Imbal hasil bergerak berlawanan dari harga sehingga pelemahan yield mengindikasikan harga surat utang yang naik.
Secara harian, posisi imbal hasil SBN yang menjadi acuan pasar tersebut terhitung melemah 1,3 bp dibandingkan dengan posisi pada Kamis (6,45%). Jika dibandingkan dengan yield akhir tahun lalu yang berada di level 7,098%, posisi imbal hasil tersebut masih jauh lebih rendah.
Jika diperhatikan lebih detil, pelemahan harga (penguatan yield) sepanjang pekan ini hanya terjadi pada obligasi pemerintah bertenor 25 tahun. Sebaliknya, penguatan harga paling drastis, karena diburu pemodal, terjadi pada obligasi bertenor 20 tahun yang mengalami koreksi yield hingga 13,5%.
Hal ini menunjukkan bahwa pelaku pasar cenderung memborong obligasi pemerintah sepanjang pekan ini, karena mereka membutuhkan aset lindung nilai (hedging) lebih besar di tengah ketakpastian ekonomi akibat naiknya terus kasus Covid-19 di Indonesia.
Aksi buru SBN juga terjadi di Amerika Serikat (AS). Yield US Treasury tenor 10 tahun pada Jumat turun dari posisi Jumat pekan lalu di 1,3612% menjadi 1,3003% (Jumat kemarin). Aksi buru terjadi sekalipun inflasi Juni meningkat.
Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan inflasi Juni mencapai 5,4% secara tahunan, atau kenaikan yang tertinggi dalam 13 tahun terakhir. Padahal, ekonom dalam polling Dow Jones memperkirakan angka 5%.
Dalam kondisi normal, kenaikan inflasi memicu kenaikan imbal hasil yang mengindikasikan terjadinya aksi jual di pasar SBN. Namun, bos bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) Jerome Powell dalam pidatonya di depan Kongres menyatakan belum akan mengubah kebijakan moneternya menjadi ketat, dan memperkirakan inflasi di Negara Adidaya itu akan melandai.
Ekspektasi inflasi di AS yang rendah memicu pemodal untuk memburu obligasi yang beredar di pasar karena akan membagikan keuntungan bulanan yang tetap, menjadi lebih tinggi dibandingkan dengan gerusan inflasi.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]
(ags/ags)
Content retrieved from: https://www.cnbcindonesia.com/market/20210718155009-17-261791/pasar-main-aman-yield-obligasi-pemerintah-melemah.