Gedung kemenkeu

Jakarta, CNBC Indonesia – Sekretaris DJPPR Kemenkeu RI Iyan Rubiyanto mengungkapkan penerbitan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) termasuk Sukuk Ritel, bukan hanya ditujukan untuk sumber pembiayaan APBN. Penerbitan Sukuk sebagai wujud kehadiran pemerintah dalam pengembangan ekonomi syariah di Indonesia dan pasar global. Sejak penerbitan SBSN pertama hingga kini telah menerima 44 penghargaan.

“Penerbitan SBSN sampai 5 Agustus 2021 mencapai Rp 1.836 triliun dengan outstanding saat ini Rp 1.096 triliun baik melalui metode penerbitan secara lelang, book building, maupun private placement dengan denominasi rupiah dan Dolar AS. Sebagai kreatif dan inovatif financing yang terus digalakan oleh pemerintah dalam bentuk penerbitan SBSN telah mendapatkan 44 award,” kata Iyan, Jumat (20/8/2021).

Sukuk Ritel juga menjadi kesempatan secara langsung kepada masyarakat mendukung pembangunan nasional. Hasil investasi Sukuk Ritel akan digunakan untuk membiayai pembangunan infrastruktur. Adapun beberapa infrastruktur yang telah dibangun menggunakan Sukuk Negara seperti Tol Solo – Ngawi seksi I – Colomadu Karanganyar Jawa Tengah, Pembangunan Ramp on/off Flyover Amplas Medan, Pembangunan Jalan Gerung Mataram NTB, dan Pembangunan Jalur Kereta Double Track Selatan Jawa Cirebon-Kroya-Solo-Madiun-Jombang.

Iyan menegaskan penerbitan SBN dan SBSN Ritel secara rutin oleh pemerintah bertujuan untuk mendorong kemandirian pasar keuangan domestik yang menyasar investor individu. Penerbitan SBN ritel juga memiliki nilai strategis dalam upaya pendalaman pasar domestik dan menjadi instrumen inklusi keuangan.

“Upaya ini dapat mendorong transformasi masyarakat dari saving orientation society menuju investment oriented society sekaligus mempeluas basis investor pasar domestik,” kata Iyan.

Dia menambahkan dalam berinvestasi masyarkat sebaiknya tidak hanya memperhatikan unsur risko dan keuntungan (risk and return), tapi juga masuk akal dan resmi (logic and legal). SBN ritel yang diterbitkan pemerintah memiliki empat unsur tersebut, sehingga bukan hanya bebas risiko tapi juga menguntungkan.

“Sukuk ritel menjadi investasi ini masuk akal dan resmi dijamin pemerintah dan sukuk ritel yang telah diterbitkan sejak 2009 berhasil menarik minat besar dari masyarakat, total akumulasi sukuk ritel SR 001 hingga SR 014 mencapai Rp 221,31 triliun,” pungkasnya.

Pemerintah juga telah resmi menawarkan SR015, dengan imbal hasil tetap sebesar 5,10% per tahun dan dapat diperdagangkan di pasar sekunder setelah berakhirnya masa holding period 11 Desember 2021. Perdagangan di pasar sekunder hanya bisa dilakukan oleh investor domestik. Adapun nilai pemesanan minimal Rp 1 juta dan kelipatannya, serta maksimal Rp 3 miliar. Untuk mendapatkan SR015 pemerintah telah menunjuk 30 mitra distribusi yang terdiri dari bank dan fintech, sehingga pembelian dilakukan secara digital.

Content retrieved from: https://www.cnbcindonesia.com/investment/20210820134254-21-269940/penerbitan-sukuk-ritel-tingkatkan-pendalaman-keuangan-syariah.