Chaiman & Founder CT Corp, Chairul Tanjung mengahadiri soft launching CNBC Indonesia di Hotel Raffles, Jakarta, Kamis (8/2/2018). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia – Saham emiten bank digital milik pengusaha nasional Chairul Tanjung PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI) kembali menembus level tertinggi sepanjang masa atau all time high pada awal perdagangan hari ini, Rabu (10/11/2021).

Tembusnya rekor saham bank eks Bank Harda ini terjadi di tengah kejatuhan saham-saham bank mini lainnya, seperti PT Bank Bumi Arta Tbk (BNBA) -6,61%, PT Bank Artha Graha Tbk (INPC) -2,67%, dan PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB) -0,33%.

Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), pada pukul 09.44 WIB, saham BBHI naik 0,98% ke posisi Rp 7.700/saham, dengan nilai transaksi Rp 8,43 miliar dan volume perdagangan 1,09 juta saham.

Harga tersebut merupakan harga tertinggi sepanjang masa saham BBHI sejak melantai di bursa pada Agustus 2015 silam. Sebelumnya, level tertinggi saham ini sempat disentuh pada penutupan pasar Selasa kemarin (9/11), yakni di harga Rp 7.625/saham.

Dalam seminggu, saham BBHI melesat 18,01%, sementara dalam sebulan melejit 82,90%. Adapun secara year to date (ytd) saham BBHI terbang tinggi 3.464,06% dan selama setahun terakhir meroket ‘to the moon’ hingga 5.986,75%.

Nilai kapitalisasi pasar saham BBHI mencapai Rp 89,67 triliun saat ini.

Sebelumnya, dalam penjelasan kepada BEI pada 22 Oktober 2021–yang kembali ditegaskan pada Senin (8/11)– manajemen Allo Bank saat ini menyatakan pihaknya masih menunggu pernyataan efektif OJK untuk aksi korporasi penerbitan saham baru dengan Penambahan Modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) atau rights issue.

Allo Bank juga akan mengumumkan perubahan dan atau tambahan mengenai informasi rights issue nantinya.

Aksi korporasi tersebut telah direstui oleh Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) perusahaan yang digelar Jumat (15/10/2021).

Berdasarkan prospektus yang dipublikasikan di situs resmi perusahaan, Allo Bank akan menerbitkan saham baru sebanyak 10.047.322.871 (10,04 miliar) saham biasa atas nama atau sebesar 46,24% dari modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan setelah PMHMETD III dengan nilai nominal Rp100.Harga pelaksanaan ditetapkan sebesar Rp 478/saham sehingga sehingga jumlah dana yang akan diterima dalam PMHMETD III ini sebesar Rp 4.802.620.332.338 (Rp 4,8 triliun).Besaran jumlah saham ini masih sesuai dengan hasil RUPSLB Jumat pekan lalu (15/10) di mana pemegang saham menyetujui penerbitan saham baru sebanyak-banyaknya 11 miliar saham baru.Untuk penawaran umum terbatas (PUT) rights issue kali ini, setiap pemegang 100 saham yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham (DPS) perseroan pada penutupan perdagangan saham BBHI di Bursa Efek Indonesia tanggal 16 Desember 2021, berhak atas 86 HMETD.”Setiap 1 HMETD memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli 1 saham baru yang harus dibayar penuh pada saat mengajukan pemesanan pelaksanaan HMETD. HMETD dalam bentuk pecahan akan dibulatkan ke bawah (round down),” tulis prospektus BBHI, dikutip Rabu ini (20/10).Dalam hal pemegang saham memiliki HMETD dalam bentuk pecahan, maka atas pecahan HMETD tersebut wajib dijual oleh perseroan dan hasil penjualannya dimasukkan ke dalam rekening perseroan.

HMETD ini diperdagangkan di BEI dan dilaksanakan selama 5 hari kerja mulai tanggal 20 Desember 2021 sampai dengan tanggal 24 Desember 2021.

“HMETD yang tidak dilaksanakan hingga tanggal akhir periode tersebut dinyatakan tidak berlaku lagi. Saham HMETD memiliki hak yang sama dan sederajat dalam segala hal dengan saham lama perseroan,” tulis manajemen BBHI.

Investor Strategis

Berdasarkan surat pernyataan tanggal 19 Oktober 2021, PT Mega Corpora selaku pemegang saham utama perseroan dengan kepemilikan 90% telah menyatakan hanya akan mengambil bagian dan melaksanakan sebagian dari HMETD yang menjadi haknya sebanyak 2.712.777.020 (2,71 miliar saham) atau sekitar 30% dari seluruh HMETD yang menjadi haknya.

Mega Corpora akan mengalihkan HMETD sisanya kepada beberapa investor strategis dalam rangka pemenuhan ketentuan Pasal 21 Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No.9/POJK.04/2018 tentang Pengambilalihan Perusahaan Terbuka.Hanya saja belum diungkapkan secara detail siapa calon investor strategis yang akan masuk menjadi pemegang saham bank eks Bank Harda ini.Terbaru, pada Senin (8/11), manajemen Allo Bank menjelaskan kepada bursa, investor strategis saat ini masih dalam proses due dilligence dan akan memberikan komitmennya sebelum jadwal pernyataan pendaftaran menjadi efektif dari OJK. Manajemen BBHI menyatakan, jika seluruh saham baru yang ditawarkan dalam PMHMETD III setelah pelaksanaan sebagian HMETD dari Mega Corpora tidak seluruhnya diambil oleh pemegang saham perseroan lainnya atau pemegang bukti HMETD yang berhak, maka sisanya akan dialokasikan kepada para pemegang saham lainnya yang melakukan pemesanan lebih dari haknya secara proporsional berdasarkan hak yang telah dilaksanakan

Content retrieved from: https://www.cnbcindonesia.com/market/20211110095315-17-290324/saat-bank-mini-drop-saham-allo-bank-milik-ct-all-time-high.