foto : www.modernland.co.id

Jakarta, CNBC Indonesia – Saham emiten pengelola perumahan Jakarta Garden City di Cakung, Jakarta Timur, PT Modernland Realty Tbk (MDLN), kembali melonjak 16% pada lanjutan sesi I perdagangan hari ini, Selasa (21/12/2021).

Melesatnya saham MDLN terjadi usai pihak bursa membuka suspensi (penghentian sementara perdagangan) saham tersebut mulai Senin kemarin (20/12) di tengah kabar perusahaan telah efektif melakukan restrukturisasi utang atau obligasi globalnya.

Hingga tengah hari ini, saham MDLN melesat 16,18% ke Rp 79/saham. Sementara kemarin, saham MDLN melambung tinggi 33,33%.

Sebelum kembali diperbolehkan beraktivitas di bursa pada Senin (20/12), saham MDLN telah ‘digembok’ oleh bursa di seluruh pasar sejak 30 September 2020 atau lebih dari setahun lalu di tengah kasus gagal bayar kupon obligasi oleh anak usaha MDLN.

 

 

Sebelumnya, Modernland mengumumkan, restrukturisasi Guaranteed Senior Notes 2021 senilai US$ 150 juta dan Guaranteed Senior Notes 2024 US$ 240 juta telah efektif berjalan sejak Jumat pekan lalu (17/12/2021).

Obligasi global tersebut telah efektif setelah Modernland dan anak usahanya serta pihak terkait lainnya telah menandatangani pelbagai perjanjian untuk restrukturisasi Notes (termasuk berbagai indenture, dokumen jaminan, dan dokumen transaksi lainnya) sebagai tindak lanjut dari pelaksanaan Scheme of Arrangement.

Dalam keterbukaan informasi di website Bursa Efek Indonesia (BEI), restrukturisasi kedua obligasi global tersebut telah mendapatkan persetujuan (sanction) atau penetapan dari Pengadilan Tinggi Singapura pada 30 Agustus 2021 dan dicantumkan di dalam Registrar of Companies pada 3 September 2021.

Adapun tanggal jatuh tempo untuk kedua obligasi tersebut ikut berubah. Perubahan jatuh tempo Notes-2021 dari 30 Agustus 2021 menjadi 30 Juni 2025, sedangkan jatuh tempo Notes-2024 berubah dari 30 April 2024 menjadi 30 April 2027.

Asal tahu saja, Guaranteed Senior Notes 2021 diterbitkan oleh anak usaha Modernland, JGC Ventures Pte. Ltd (JGCV), sedangkan Guaranteed Senior Notes 2024 diterbitkan oleh entitas anak MDLN, Modernland Overseas Pte. Ltd (MLO).

Dalam skema restrukturisasi ini, MDLN berikut entitas anak, seperti JGCV dan MLO, wajib menjual satu atau beberapa aset pada atau sebelum 30 Juni 2023 sebesar US$ 40 juta dan pada atau sebelum 31 Desember 2024 sebesar US$ 160 juta. Selain itu, restrukturisasi obligasi ini akan dijamin dengan 12 jaminan bidang tanah (dan/atau bangunan) milik perseroan.

Menurut catatan CNBC Indonesia sebelumnya, MDLN pertama kali mengajukan moratorium pada September 2020, setelah perseroan mengalami gagal bayar atas kupon senior notes 2021 pada Agustus 2020. Gagal bayar pun berlanjut pada kupon senior notes 2024 yang jatuh tempo pada Oktober 2020.

Kala itu, MDLN mengalami kesulitan likuiditas akibat dampak pandemi COVID-19 yang menghantam dunia, khususnya Indonesia. Dalam pernyataan di keterbukaan informasi, perusahaan mengaku, pagebluk ‘telah secara material memberikan dampak buruk terhadap bisnis dan cash flow perseroan (serta entitas anaknya)’.

Kesulitan likuiditas tersebut pada gilirannya mengganggu kemampuan JGCV dan MLO memenuhi kewajiban pembayaran Notes-2021 dan Notes-2024.

Pemilik Modernland Realty

Lantas, siapa sebenarnya sosok di balik Modernland Realty?

Menurut laporan pemegang saham MDLN per 30 November, PT Honoris Corporindo Pratama menguasai 12,78% saham perusahaan.

Berdasarkan laporan tahunan 2020 MDLN, PT Honoris Corporindo dikuasai sepenuhnya atau 100% oleh Keluarga Honoris. Dengan demikian, pemilik individu akhir MDLN adalah Keluarga Honoris.

Selain itu, PT Panin Sekuritas juga menggenggam saham MDLN 9,47%. Lalu, CGS-CIMB Securities (Singapura) Pte Ltd A/C Client – Woodside Global Ventures Inc memiliki 6,87% dan Cred Su Ag Sg Trust A/c Cl AA Land Pte. Ltd mempunyai 7,44%.

Mengacu pada laporan tahunan 2020 MDLN, Keluarga Honoris juga menguasai 100% saham masing-masing Woodside Global Ventures dan AA Land Pte. Ltd.

Tidak ketinggalan, Haiyanto memiliki 9,46% saham MDLN. Selain di MDLN, menurut data KSEI, sejumlah saham emiten lainnya dengan kepemilikan di atas 5% yang digenggam Haiyanto adalah emiten aluminium Grup Maspion PT Indal Aluminium Industry Tbk (INAI) dengan porsi 10,30%.

Kemudian, saham Haiyanto lainnya di PT Kedawung Setia Industrial Tbk (KDSI) sebesar 5,495%, PT Radiant Utama Interinsco Tbk (RUIS) sebanyak 27,53%, PT Tiphone Mobile Indonesia Tbk (TELE) mencapai 7,94%.

Nama Haiyanto juga muncul di daftar pemegang saham emiten batu bara BUMN PT Bukit Asam Tbk (PTBA) per 30 November 2021. Berdasarkan data di website PTBA, Haiyanto memiliki 95.005.100 atau setara dengan 0,82% saham perseroan. Hanya saja, tidak ada informasi lebih lanjut untuk memastikan apakah nama tersebut memang merujuk ke nama Haiyanto yang telah dibahas di atas.

Kembali ke pembahasan MDLN, telah disebutkan di atas bahwa Keluarga Honoris menjadi pemilik MDLN. Mari kita bahas lebih lanjut.

Di MDLN sendiri, Keluarga Honoris diwakili oleh Luntungan Honoris yang menjabat sebagai Komisaris Utama dan William Honoris sebagai Direktur Utama perusahaan.

Asal tahu saja, William Honoris adalah anak Luntungan Honoris dan merupakan kakak Charles Honoris, anggota DPR RI dari fraksi PDI Perjuangan.

 

Content retrieved from: https://www.cnbcindonesia.com/market/20211221143608-17-300938/saham-bangkit-ada-keluarga-honoris-dibalik-mdln.