Bukalapak Resmi Melantai di Bursa, Hingga Harga Batu Bara ‘To The Moon’

Jakarta, CNBC Indonesia – Saham PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) mencuri perhatian karena beberapa kali tercatat auto reject bawah (ARB). Dalam sepekan ini, saham BUKA tercatat sudah ambles 20,29%.

Praktis, sejak awal IPO, saham BUKA hanya menghijau dua kali. Sementara, saham ini sudah 6 kali terkoreksi dimana 5 diantranya merupakan ARB beruntun. Namun, Chris menilai itu sebagai hal wajar.

Pada pagi hari ini pun BUKA tercatat merah dengan sempat ambles 20 poin atau 2,23%. Banyak yang menilai nasib saham ini bakal menjadi gorengan, benarkah?

“Buka adalah e-commerce yang pertama kali tercatat di BEI, jadi saya lihat BUKA punya prospek yang cukup baik, terlebih IPO cukup sukses mendapat dana Rp 22 triliun dan saya rasa saat ini perusahaan yang punya cash Rp 22 triliun nggak banyak dan itu besar, mereka bisa ekspansi bisnis secara fleksibel,” jelas Branch Manager Jasa Utama Capital Sekuritas Chris Apriliony dalam Investime CNBC Indonesia, Kamis (20/8/21).

Dengan melantai di bursa, BUKA meraup dana IPO mencapai Rp 22 triliun, terbesar sepanjang sejarah BEI.

Berdasarkan data resmi BEI, jumlah saham BUKA yang dicatatkan 103.062.019.354 saham, terdiri dari saham pendiri 77.296.514.554 saham dan penawaran umum 25.765.504.800 saham.

Untuk jumlah saham penawaran umum itu setara dengan 25,0% dari modal ditempatkan dan disetor perseroan setelah IPO dengan harga perdana Rp 850/saham.

“Ke depan akan berubah ekosistem teknologi dibutuhkan masyarakat karena di zaman sekarang dituntut konvensional ke online. Namun secara jangka pendek karena euforia masyarakat tinggi, pergerakan lebih volatil, tapi jangka panjang saya cukup yakin BUKA masih cukup yakin harga sahamnya,” jelas Chris.

Content retrieved from: https://www.cnbcindonesia.com/investment/20210820130756-21-269926/terungkap-penyebab-saham-bukalapak-naik-turun-bak-gorengan.