Timah solder. Ist

Jakarta, CNBC Indonesia – Harga timah dunia terpantau menguat pada perdagangan hari ini setelah persediaan timah di gudang mulai turun.

Pada Senin (21/2/2022) pukul 16.25 WIB harga timah tercatat US$ 44.200/ton, naik tipis 0,14% dibandingkan harga penutupan akhir pekan lalu.

Persediaan di gudang yang dipantau oleh bursa logam London (LME) per 18 Februari tercatat 2.370 ton, turun 4,2% dari puncak persediaan 2.475 ton pada 3 Februari. Persediaan yang karena aksi ‘penimbunan’ oleh industri saat libur imlek yang lalu.

Sementara itu, Survei Geologi AS (USGS) mengatakan adanya peningkatan permintaan untuk barang elektronik dan konsumen sejak pandemi Covid-19 merebak. Hal ini membuat harga timah meroket 91% sepanjang 2021 dan melesat 13,74% pada awal tahun 2022.

Menurut laporan tersebut, produksi global berjuang untuk mempertahankan pasokan timah rafinasi yang memadai untuk memenuhi permintaan konsumen yang meningkat di tengah pandemi.

“Langkah-langkah terkait pandemi, termasuk penutupan dan pembatasan perbatasan, mempengaruhi produksi timah olahan di Myanmar, Indonesia, Malaysia, dan Rwanda. Pabrik peleburan ditutup sementara untuk perbaikan dan pemeliharaan tahunan di China dan Malaysia,” catat USGS.

Menurut laporan USGS, 2 negara produsen timah terbesar dunia yaitu China dan Indonesia mengalami penurunan produksi. Masing-masing turun 7,7% year-on-year (yoy) menjadi 84.000 ton dan 25,4% (yoy) menjadi 53.000 ton.

[Gambas:Video CNBC]

(ras/ras)

Content retrieved from: https://www.cnbcindonesia.com/market/20220221171354-17-317078/unstopable-harga-timah-melesat-13-sepanjang-2022.