Jakarta, CNBC Indonesia – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 0,22% ke 6.835,117 Kamis kemarin. Meski demikian, investor asing masih belum berhenti memborong saham-saham dalam negeri.
Data mencatat Kamis kemarin investor asing melakukan aksi beli bersih (net buy) sebesar Rp 430 miliar. Dengan demikian dalam 4 hari perdagangan net buy tercatat sekitar Rp 2 triliun. Sepanjang pekan lalu net buy bahkan lebih besar lagi, hingga Rp 7 triliun.
Pada perdagangan hari ini, Jumat (18/2), IHSG berisiko merosot lagi sebab sentimen pelaku pasar sedang memburuk. Bursa saham Amerika Serikat (AS) merosot pada perdagangan Kamis waktu setempat, indeks Dow Jones ambrol hingga 1,8%, terburuk sepanjang tahun ini, S&P 500 jeblok 2,1% dan Nasdaq yang paling parah hingga 2,9%.
Penyebab jebloknya kiblat bursa saham dunia tersebut yakni tensi di Eropa Timur kembali memanas setelah Rusia mengusir Wakil Duta Besar AS Bartle Gorman.
Selain itu, Washington juga masih meyakini bahwa Moskow akan segera menyerang Ukraina dalam beberapa hari ke depan. Sekarang negara yang dipimpin oleh Presiden Vladimir Putin itu tinggal mencari alasan yang tepat untuk itu
Kemarin pagi, meletus kontak senjata antara tentara Ukraina dengan kelompok separatis pro-Rusia. Konflik Ukraina dengan kelompok ini sudah terjadi bertahun-tahun, tetapi sangat mungkin dijadikan salah satu alasan oleh Rusia untuk masuk ke Ukraina. Mendamaikan situasi.
“Kami meyakini bahwa mereka (Rusia) akan segera melakukan operasi jika sudah ada alasan. Setiap laporan yang kami miliki adalah mereka bersiap pergi ke Ukraina dan menyerang Ukraina. Perasaan saya ini akan terjadi dalam beberapa hari ke depan,” tegas Joseph ‘Joe’ Biden, Presiden AS, seperti dikutip dari Reuters.
Sebaliknya, Kremlin menilai AS malah menjadi pihak yang memanaskan situasi dan memperuncing konflik. AS juga tidak menghiraukan kepentingan keamanan Rusia (yang tidak sudi Ukraina bergabung ke Pakta Pertahanan Atlantik Utara).
Secara teknikal, IHSG masih bertahan di atas pola Rectangle yang dibentuk sejak Oktober lalu, yang tentunya membuka ruang pengutan lebih lanjut.
Batas atas pola ini berada di kisaran 6.735, dan batas bawah pola Rectangle berada di kisaran 6.510, artinya ada jarak sekitar 215 poin dari level tersebut ke batas atas.
Selama bertahan di atasnya, ke depan IHSG berpeluang naik sebesar 215 poin ke 6.950.
Foto: Refinitiv |
IHSG juga berada di atas rerata pergerakan 50 hari (moving average 50/MA 50), MA 100 dan MA 200 pada grafik harian.
Selama mampu bertahan di atas tiga MA tersebut, berlanjutnya penguatan IHSG ke depannya masih terbuka lebar.
Sementara itu indikator Stochastic pada grafik harian masih berada di wilayah jenuh beli (overbought).
Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.
Foto: Refinitiv |
Namun, melihat Stochastic pada grafik 1 jam untuk pergerakan harian sudah keluar dari overbought, sehingga tekanan koreksi sedikit berkurang.
Support terdekat kini berada di kisaran 6.800, jika ditembus IHSG berisiko turun ke 6.770. Support kuat berada di kisaran 6.735.
Sementara jika mampu bergerak konsisten di atas 6.840 yang menjadi resisten terdekat, IHSG berpeluang menguat lebih lanjut menuju rekor tertinggi sepanjang masa 6.874,351 yang dicapai pada Kamis pekan lalu, sebelum ke 6.900 dan target selanjutnya di 6.950.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]
(pap/pap)
Content retrieved from: https://www.cnbcindonesia.com/market/20220218072931-17-316340/wall-street-kebakaran-waspada-bisa-merembet-ke-ihsg.