MARKET – Putra, CNBC Indonesia 05 March 2021 09:22
Jakarta, CNBC Indonesia – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka di zona merah pada perdagangan akhir pekan (5/3/21). Indeks acuan bursa nasional tersebut terkoreksi 0,44% ke 6.263,04. Selang 15 menit pelemahan IHSG terpangkas hingga merah tipis saja 0,22% di level 6.276,80.
Nilai transaksi pagi ini sebesar sebesar Rp 1,9 triliun dan terpantau investor asing membeli bersih Rp 100 miliar di pasar reguler.
Asing melakukan pembelian di saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) sebesar Rp 8 miliar dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) Rp 28 miliar.
Sedangkan jual bersih dilakukan asing di saham PT United Tractors Tbk (UNTR) yang dilego Rp 9 miliar dan PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) yang dijual Rp 3 miliar.
Yield US Treasury lagi-lagi menjadi pemicu jebloknya bursa saham global. Kemarin, yield US Treasury tenor 10 tahun naik 8,01 basis poin ke 1,5484%. Level tersebut merupakan penutupan perdagangan tertinggi di tahun ini, dan sejak Februari 2020 lalu.
Pada Kamis pekan lalu, yield ini memang sempat menembus level 1,6%, tetapi setelahnya terpangkas dan mengakhiri perdagangan di 1,5150%
Dengan yield yang berada di level tertinggi sebelum virus corona belum dinyatakan sebagai pandemi dan The Fed belum membabat habis suku bunganya menjadi 0,25%, artinya pelaku pasar melihat perekomian AS sudah pulih dari kemerosotan.
Sementara itu dari dalam negeri hari ini akan dirilis data cadangan devisa (cadev) bulan Februari. Berdasarkan laporan Bank Indonesia, cadangan devisa di bulan Januari 2021 sebesar US$ 138 miliar naik US$ 2,1 miliar dari posisi Desember 2020. Cadangan devisa di bulan Januari tersebut merupakan rekor tertinggi sepanjang sejarah.
“Posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Januari 2021 sebesar 138,0 miliar dolar AS, meningkat dari posisi pada akhir Desember 2020 sebesar 135,9 miliar dolar AS. Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 10,5 bulan impor atau 10,0 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri Pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor. Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan,” tulis BI dalam keterangan pers, Jumat (5/2/2021).
Cadangan devisa yang tinggi akan menjadi kabar bagus, sebab BI punya lebih banyak amunisi untuk menstabilkan rupiah saat mengalami gejolak. Rupiah yang stabil menjadi penting untuk menarik investor asing, sebab risiko kerugian kurs menjadi berkurang.
Namun, untuk hari ini faktor eksternal akan lebih mempengaruhi pergerakan pasar keuangan Indonesia.
TIM RISET CNBC INDONESIA